
Jakarta, 12 Februari 2025 – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan 1446 Hijriah yang akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Penetapan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal yang secara konsisten digunakan oleh Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan Hijriah. Sementara itu, Idul Fitri 1 Syawal 1446 H diperkirakan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Metode Hisab Muhammadiyah
Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Dr. Ahmad Fauzan, menjelaskan bahwa perhitungan hisab menunjukkan hilal sudah berada di atas ufuk pada saat matahari terbenam tanggal 29 Syakban 1446 H. Dengan demikian, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.
Metode hisab yang digunakan Muhammadiyah berbeda dengan metode rukyat yang digunakan pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU), yang mengharuskan pengamatan langsung terhadap hilal. “Berdasarkan perhitungan astronomi, pada 29 Syakban, hilal telah memenuhi kriteria wujud, yaitu lebih dari 0 derajat. Oleh karena itu, kami menetapkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada 1 Maret 2025,” ujar Dr. Ahmad Fauzan.
Perbedaan Potensial dengan Pemerintah
Penetapan awal Ramadan dan Idul Fitri oleh Muhammadiyah kerap berbeda dengan pemerintah Indonesia, yang biasanya mengikuti metode rukyat yang dikombinasikan dengan hisab. Pemerintah akan menggelar Sidang Isbat pada akhir Februari 2025 untuk menentukan awal Ramadan berdasarkan hasil pemantauan hilal di berbagai lokasi di Indonesia.
Bila terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dan pemerintah, Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir, mengimbau umat Islam agar tetap saling menghormati. “Kami berharap perbedaan ini tidak menjadi sumber perpecahan. Muhammadiyah memiliki dasar yang jelas dalam menentukan kalender Islam, dan kami menghormati siapa pun yang mengikuti keputusan pemerintah,” ungkapnya.
Persiapan Umat Menyambut Ramadan
Seiring dengan penetapan awal puasa, Muhammadiyah juga mengimbau umat Islam untuk mulai mempersiapkan diri secara spiritual dan sosial. Beberapa kegiatan yang telah dirancang antara lain:
- Kajian pra-Ramadan di berbagai masjid dan pusat dakwah Muhammadiyah
- Program berbagi sembako untuk masyarakat kurang mampu
- Gerakan membaca Al-Qur’an dan ibadah sunnah guna meningkatkan kualitas spiritual
Idul Fitri 2025 dan Potensi Perbedaan
Berdasarkan perhitungan hisab Muhammadiyah, 1 Syawal 1446 H atau Idul Fitri akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Sementara itu, pemerintah akan menentukan tanggal Idul Fitri melalui Sidang Isbat pada akhir Ramadan. Jika metode rukyat belum melihat hilal pada malam 30 Ramadan, maka kemungkinan Idul Fitri versi pemerintah bisa jatuh pada 1 April 2025.
Dengan adanya potensi perbedaan, Muhammadiyah menegaskan bahwa perbedaan penentuan hari besar Islam adalah hal yang lumrah dan tidak perlu diperdebatkan secara berlebihan. “Inti dari Ramadan dan Idul Fitri adalah bagaimana kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah serta mempererat tali silaturahmi antarumat Islam,” tutup Prof. Haedar Nashir.
Kesimpulan
Keputusan Muhammadiyah untuk menetapkan awal Ramadan pada 1 Maret 2025 dan Idul Fitri pada 31 Maret 2025 adalah hasil dari metode hisab yang telah lama mereka gunakan. Meskipun potensi perbedaan dengan pemerintah ada, diharapkan umat Islam tetap menjaga persatuan dan saling menghormati dalam menjalankan ibadah di bulan suci ini.