Admin Davis
Jakarta, 19 Februari 2025 – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali mendorong pekerja migran Indonesia (PMI) untuk memanfaatkan Bullion Bank sebagai sarana investasi yang aman dan menguntungkan. Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat perekonomian nasional dengan mengoptimalkan remitansi dari para pekerja migran yang setiap tahunnya mencapai ratusan triliun rupiah.
Dalam pernyataan resminya, Erick menekankan bahwa Bullion Bank, yang dirancang sebagai lembaga perbankan khusus untuk perdagangan emas dan logam mulia, bisa menjadi instrumen investasi yang menjanjikan bagi pekerja migran. “Kita ingin uang hasil kerja keras para pekerja migran tidak hanya dikirim dan habis untuk konsumsi, tetapi juga dikelola dengan baik agar bisa memberikan manfaat jangka panjang,” ujar Erick dalam forum diskusi bersama para PMI di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut data Bank Indonesia, total remitansi yang dikirim pekerja migran Indonesia pada tahun 2024 mencapai lebih dari Rp200 triliun. Sayangnya, sebagian besar dana tersebut masih digunakan untuk kebutuhan konsumsi dan belum dioptimalkan untuk investasi produktif. Erick menilai bahwa keberadaan Bullion Bank dapat menjadi solusi bagi para pekerja migran dalam mengamankan aset mereka dalam bentuk emas, yang memiliki nilai lindung terhadap inflasi dan gejolak ekonomi global.
Kementerian BUMN sendiri telah berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memastikan bahwa investasi di Bullion Bank dapat diakses dengan mudah oleh pekerja migran. Erick juga menegaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan berbagai insentif, termasuk skema tabungan emas dengan biaya administrasi rendah dan fleksibilitas dalam pencairan dana.
“Saat ini banyak PMI yang menyimpan hasil jerih payah mereka dalam bentuk deposito atau properti, tetapi emas adalah pilihan yang lebih likuid dan aman. Dengan Bullion Bank, kita bisa menawarkan instrumen investasi berbasis emas yang lebih profesional dan transparan,” tambahnya.
Ekonom dari Universitas Indonesia, Rizal Darmawan, menilai langkah ini sebagai strategi yang cerdas dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional. “Jika pekerja migran mulai mengalihkan remitansi mereka ke instrumen investasi yang lebih produktif, maka dampaknya akan besar bagi stabilitas moneter dan cadangan devisa Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, beberapa pekerja migran menyambut baik inisiatif ini, meskipun masih ada kekhawatiran terkait mekanisme investasi dan keamanannya. “Saya tertarik untuk investasi, tapi butuh sosialisasi lebih lanjut agar kami benar-benar paham risiko dan manfaatnya,” kata Rina, seorang PMI yang bekerja di Hong Kong.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran finansial di kalangan pekerja migran, inisiatif Erick Thohir ini bisa menjadi langkah awal dalam membangun ekosistem investasi yang lebih inklusif bagi para PMI, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar logam mulia global.
