
Jakarta – Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menerima kunjungan Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia, dalam sebuah pertemuan strategis yang berlangsung di Jakarta. Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat hubungan pertahanan antara Indonesia dan Rusia, sekaligus membahas berbagai isu global yang tengah berkembang.
Dalam jamuan resmi, Prabowo menyampaikan sapaan hangat kepada Shoigu dengan menanyakan kondisi Presiden Rusia, Vladimir Putin.
“Bagaimana sahabat saya, Presiden Putin? Sehat?” tanya Prabowo kepada Shoigu, yang kemudian tersenyum dan memberikan respons positif.
Selain hubungan pribadi antara pemimpin, pertemuan ini juga membahas sejumlah agenda strategis, termasuk kerja sama militer, industri pertahanan, hingga dinamika geopolitik global yang melibatkan kedua negara.
Fokus Pertemuan: Penguatan Kerja Sama Pertahanan
Dalam pertemuan bilateral ini, Indonesia dan Rusia sepakat untuk memperkuat kerja sama militer melalui sejumlah inisiatif, termasuk:
✔ Transfer Teknologi dan Produksi Alutsista – Indonesia tertarik untuk melanjutkan kerja sama dalam pengadaan pesawat tempur, kapal perang, hingga sistem pertahanan udara dari Rusia, dengan kemungkinan produksi bersama di dalam negeri.
✔ Latihan Militer Gabungan – Kedua negara membahas potensi peningkatan latihan militer bersama, khususnya dalam operasi maritim dan pertahanan udara.
✔ Penguatan Pendidikan Militer – Rusia menawarkan peningkatan kerja sama dalam bidang pendidikan militer bagi perwira Indonesia di akademi pertahanan mereka.
“Rusia selalu menjadi mitra strategis dalam pengembangan pertahanan Indonesia. Kita ingin meningkatkan kerja sama ini ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Prabowo dalam pernyataannya.
Di sisi lain, Shoigu menegaskan bahwa Rusia tetap berkomitmen mendukung modernisasi pertahanan Indonesia dan memperkuat hubungan kedua negara dalam berbagai aspek.
Dinamika Geopolitik: Posisi Indonesia dalam Konflik Global
Selain kerja sama bilateral, pertemuan ini juga menyinggung dampak konflik geopolitik global, termasuk ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat.
Indonesia, sebagai negara dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, tetap menjaga keseimbangan dalam hubungannya dengan berbagai negara.
“Indonesia selalu menjunjung tinggi kedaulatan dan perdamaian dunia. Kami berharap segala bentuk konflik dapat diselesaikan melalui diplomasi dan dialog,” tegas Prabowo.
Meskipun demikian, Rusia tetap menganggap Indonesia sebagai mitra strategis yang netral dan dapat dipercaya dalam percaturan politik global.
Hubungan Indonesia-Rusia: Dari Sejarah ke Masa Depan
Indonesia dan Rusia memiliki hubungan historis yang kuat, khususnya dalam bidang pertahanan.
🚀 Era Sukarno (1950-an – 1960-an) – Uni Soviet (sebelum menjadi Rusia) adalah salah satu pemasok utama alutsista Indonesia, termasuk pesawat tempur MiG-21 dan kapal selam kelas Whiskey.
🚀 Era Reformasi – Hubungan pertahanan kembali diperkuat dengan pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 serta kerja sama strategis lainnya.
🚀 Saat Ini – Indonesia terus menjajaki peluang pengadaan alutsista canggih dari Rusia, termasuk opsi pesawat tempur generasi terbaru dan sistem pertahanan udara modern.
Di tengah embargo senjata dari Barat terhadap Rusia, Indonesia tetap menjadi mitra potensial bagi Moskow, terutama dalam diversifikasi sumber alutsista.
Kesimpulan: Hubungan yang Kian Menguat
Pertemuan antara Prabowo dan Shoigu menegaskan bahwa hubungan Indonesia-Rusia dalam bidang pertahanan terus berkembang. Dengan berbagai agenda strategis yang telah dibahas, kedua negara berpotensi memperluas kerja sama, baik dalam pengadaan alutsista, latihan militer, hingga transfer teknologi pertahanan.
Di sisi lain, Indonesia tetap menjaga prinsip keseimbangan dalam kebijakan luar negerinya, memastikan bahwa setiap kerja sama yang dilakukan tidak merusak hubungan dengan mitra lainnya.
Apakah Indonesia akan memperkuat ketergantungannya pada alutsista Rusia, atau tetap menjaga keseimbangan dengan negara lain? Hanya waktu yang akan menjawab.
4o