
Para ahli geologi di Beijing baru-baru ini mengumumkan penemuan cadangan thorium yang melimpah di kompleks pertambangan Bayan Obo, Mongolia Dalam, yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan energi rumah tangga China hingga 60.000 tahun ke depan.
Apa itu Thorium?
Thorium adalah unsur radioaktif lemah dengan nomor atom 90 dan simbol Th. Unsur ini ditemukan oleh ahli kimia Swedia, Jöns Jacob Berzelius, pada tahun 1828. Thorium merupakan logam berwarna putih keperakan yang berubah menjadi abu-abu atau hitam saat terpapar udara. Jumlah thorium di alam sekitar tiga kali lebih banyak dibandingkan uranium, menjadikannya sumber daya potensial untuk energi nuklir.
Potensi Thorium sebagai Sumber Energi
Thorium dapat digunakan dalam reaktor garam cair untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar. Reaktor ini bekerja dengan mencampurkan thorium dengan bahan kimia seperti litium fluorida dan memanaskannya hingga sekitar 1.400°C. Proses ini mengubah thorium menjadi uranium-233, yang kemudian mengalami reaksi fisi untuk menghasilkan energi. Dengan cadangan thorium yang melimpah, teknologi ini berpotensi menyediakan sumber energi yang hampir tak terbatas dan lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil.
Dampak Penemuan terhadap Ketergantungan Energi
Penemuan cadangan thorium yang signifikan ini dapat mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil. Jika diekstraksi dan dimanfaatkan dengan benar, thorium dapat menjadi solusi untuk memenuhi permintaan energi global yang terus meningkat. Selain itu, penggunaan thorium dalam reaktor nuklir dianggap lebih aman dan efisien dibandingkan uranium, sehingga dapat mengurangi risiko terkait energi nuklir.
Dengan potensi besar yang dimilikinya, thorium dapat menjadi kunci dalam transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan di masa depan.