
Binaragawan Berusia 20 Tahun Tewas, Jantungnya Berhenti karena Dehidrasi
Seorang binaragawan muda berusia 20 tahun dilaporkan meninggal dunia akibat henti jantung yang diduga disebabkan oleh dehidrasi ekstrem. Tragedi ini terjadi saat ia tengah mempersiapkan diri untuk kompetisi binaraga dengan menjalani diet ketat dan teknik pengeringan tubuh (drying out) untuk mengurangi kadar air dalam tubuhnya.
Dehidrasi dan Risiko pada Binaragawan
Dalam dunia binaraga, mengurangi kadar air dalam tubuh sebelum kompetisi adalah praktik umum untuk membuat otot terlihat lebih tajam dan terdefinisi. Namun, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, hal ini bisa berbahaya. Dehidrasi ekstrem dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, menurunkan volume darah, dan membebani jantung.
Dokter spesialis jantung, dr. Andi Pratama, menjelaskan bahwa dehidrasi berat bisa menyebabkan tekanan darah turun drastis, mengganggu fungsi organ vital, dan meningkatkan risiko henti jantung mendadak. “Ketika tubuh kekurangan cairan, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang bisa memicu aritmia fatal,” ujarnya.
Pelajaran dari Tragedi Ini
Kematian binaragawan muda ini menjadi pengingat penting akan bahaya teknik ekstrem dalam dunia kebugaran. Atlet, terutama binaragawan, harus memahami batas tubuh mereka dan berkonsultasi dengan profesional medis sebelum mencoba metode drastis seperti dehidrasi ekstrem.
Pakar kesehatan menyarankan agar atlet tetap menjaga hidrasi yang cukup, menyeimbangkan asupan elektrolit, serta menghindari metode yang berisiko tinggi bagi kesehatan jantung.
Tragedi ini menyoroti pentingnya pendekatan yang aman dalam mencapai kebugaran fisik tanpa mengorbankan kesehatan. Kompetisi dan estetika tidak seharusnya lebih diutamakan dibanding keselamatan dan kesejahteraan tubuh.